BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai macam kenikmatan dan halusnya kebaikan bagi kita dan mengutamakan kita atas seluruh makhluk-Nya, dengan mengerjakan ilmu pengetahuan dan pandai berbicara. Rahmat dan salamnya Allah semoga tetap tercurah atas Nabi Muhammad SAW yang diutus sebaik-baik agama, para keluarga dan sahabatnya dengan putaran rambu-rambu iman dan pancaran alam-alam pengetahuan.
Betapa agung dan akbarnya Allah SWT yang telah menurunkan kitab suci Al-Qur’anul karim secara berangsur-angsur, kepada nabi Muhammad SAW baik secara langsung maupun melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan sumber pertama dan utama bagi hukum Islam dan pedoman hidup manusia. tidak ada keragunan bahwa al-qur’an demikian menguasai alam pikiran dan perasaan orang-orang salih masa dahulu dan sekarang.
Al-Qur’an diturunkan sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi ada yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan atau merupakan penolakan terhadap suatu pendapat atau perbuatan. Oleh karenanya ayat-ayat al-qur’an tidak diturunkan di satu tempat atau wilayah saja, ada yang diturunkan di Makah yang dikenal tampat sebutan
Semua
Bidang pengetahuan yang menjadi cakupan dalam pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
SURAT-SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH
A. Surat-surat Makiyah
1.Pengertian
Ta’rif atau definisi
Dari unsur waktu turunnya didefinisikan sebagai berikut:
المكى هوماترل قبل الهجرةالرسول ص م وان كان نزله بغيرمكة
Artinya: Makiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasul SAW hijrah kemadinah, kendatipun turunnya diluar Mekkah.[2]
Dari unsur tempat turunnya para ulama mendefinisikan sebagai berikut:
المكى هوماترل بمكة ورهاكمنى وعرفةوحديبية
Artinya: Makiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan dimekah dan sekitarnya, seperti Mina, Arafah, dan Hadaibiyah.[3]
Dari unsur oknumnya, para ulama mendefinisikan sebagai berikut:
المكى هوماكان خطابالاهل مكة
Artinya: Makiyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab baki orang orang makkah”.[4]
2.Ciri-ciri
Ciri-ciri untuk
- Ciri-ciri yang bersifat Qath’I
a. Didalamnya terdapat ayat sajdah
b. Setiap
c. Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-nass dan tidak ada yaa ayyuha al-ladzina amanu kecuali
d. Ayat-ayatnya menganudng tema kisah para nabi dan umat terdahulu
e. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah nabi adam dan iblis kecuali
f. Setiap
- Ciri-ciri yang Bersifat Aghlabi Surat Makiyah
- Ayat-ayat dan surat-suratnya pendek-pendek (ijaz) nada perkataanya keras dan agak bersajak
- Mengandung seruan untuk beriman kepada Allah dan hari qiyamat dan menggambarkan keadaan surga dan neraka
- Mengajak manusia untuk berakhlak yang mulia dan berjalan diatas jalan yang baik/benar
- Membantah orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan-kesalahan kepercayaannya dan perbuatannya
- Terdapat banyak lafadz sumpah.[6]
3.
Dibawah ini nama surat-surat Makiyah menurut tertib turunnya berdasarkan keterangan sebagian ulama :
1. Al-‘Alaq, 2 Al-qolam, 3 Al-Muzammil, 4 al-Mudatsir, 5 Al-Fatihah, 6 Al-Masad (al-lahab), 7 At-Takwir, 8 Al-A’la, 9 Al-Lail, 10 Al-Fajr, 11 Adh-Dhuha, 12 Asy-Syarah (al-insyirah), 13 Al-Ashr, 14 Al-Adyat, 15 Al-Kautsar, 16 At-Takasur, 17 Al-Ma’un, 18 Al-Kafirun, 19 Al-Fil, 20 Al-Falaq, 21 An-Nas, 22 Al-Ikhlas, 23 An-Najm, 24 Abasa, 25 Al-Qodar, 26 Asy-Syamsu, 27 al-Buruj, 28 At-Tin, 29 Al-Quraisy, 30 Al-Qori’ah, 31 Al-Qiyamah, 32 Al-Humazah, 33 Al-Mursalat, 34 Qaf, 35 Al-Balad, 36 At-Tharig, 37 Al-Qomar, 39 Al-A’raf, 40 Al-Jin, 41 Yaasin, 42 Al-Furqon, 43 Fathir, 44 Maryam, 45 Thoha, 46 Al-Wagi’ah, 47 Asy-Syu’ara, 48 An-Naml, 49 Al-Qoshash, 50 Al-Isra’, 51 Yunus, 52 Hud, 53 Yusuf, 54 Al-Hijr, 55 Al-An’am, 56 Ash-Shaffat, 57 Luqman, 58 Saba’, 59 Az-Zumar, 60 Ghafir, 61 Fushilot, 62 Assyura, 63 Az-Zukhruf, 64 Ad-Dukhan, 65 Al-Jaksyah, 66 Al-Ahqaf, 67 Adz-Dzariyat, 68 Al-Ghasiyah, 69 Al-Kahf, 70 An-Nahl, 71 Nuh, 72 Ibrahim, 73 Al-Anbiya’, 74 Al-Mu’minun, 75 As-Sajdan, 76 At-Thur, 77 Al-Mulk, 78 Al-Haqqah, 79 Al-Ma’arij, 80 An-Naba’, 81 An-Nazaiat, 82 Al-Infithas, 83 Al-Insyiqaq, 84 Ar-Rum, 85 Al-Ankabut, 86 Al-Mulhaffifin (tathfif).
Sebagian ahli tafsir berkata
Menurut Al-Khudary selain dari surat-surat yang telah tersebut, masuk juga dalam dolongan surat-surat makiyah surat-surat yang tersebut di bawah ini.
Al-Zazalah, Ar-Ra’d, Ar-Rahmat, Al-Insan, Al-Bayyinah.[7]
B. Surat-Surat Madaniyah
1.Pengertian
Definisi atau pengertian
Sebagian ulama menetapkan waktu turunnya surat/ayat sebagai dasar penentuan madaniyah sehingga mereka mendefinisikan madaniyah sebagai berikut :
Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah hijrah ke madinah kendatipun bukan turun di madinah ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyah walaupun turun di makah atau arafah.[8]
Adapula ualma’ yang menerapkan bahwa turunnya ayat-ayat
Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan dimadinah dan sekitarnya seperti uhud, quba’, dan sul’a.[9]
Adapula ulama’ yang menetapkan bahwa oknum atau objek pembicaraan sebagai dasar penentuan madaniyah sehingga mereka mendefinisikan sebagai berikut:
Madaniyah adalah yang khitabnya (seruannya) jatuh kepada penduduk madinah.[10]
2. Ciri-ciri
Ciri-ciri khas
- Ciri-ciri yang bersifat gathi untuk
a. Setiap
b. Setiap
c. Setiap
d. Setiap
- Ciri-ciri yang bersifat aqlabi untuk Madaniyah :
a. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya pun panjang(ithnab) dan
b. Menerangkan secara terperinci bukti-bukti dan dalil-dalil yang menunjukkan hakikat-haket keagamaan.
3.Surat-surat Madaniyah menurut Tertib Turunnya
1. Al-Baqarah 2. Az-Zalzalah 3. Al-Anfal 4. Ali-Imron 5. Al-Ahzab 6. Al-Muntahanah 7. An-Nisa 8. Al-Hadid | 9. Al-Qital (Muhammad) 10. Ath-Thalaq 11. Al-Hasyr 12. An-Nur 13. Al-Haj 14. Al-Munafiqun 15. Al-Mujadalah 16. Al-Hujarat | 17. At-Tahrim 18. At-Taghabun 19. Ash-Shaf 20. Al-Jumu’ah 21. Al-Fathu 22. Al-Madinah 23. At-Taubah 24. An-Nashi |
Jika kita mengikuti pendapat sebagian ahli tafsir yang menetapkan bahwa surat-surat yang turun di Madinah sejumlah duapuluh delapan, tambahan atas dua puluh empat ini, empat
C. Cara-cara mengetahui Makiyah dan Madaniyah
Dalam menetapkan ayat-ayat Al-qur’an yang termasuk kategori Makiyah dan Madaniyah menurut al-jabari:
لمعرفةالمكروالمدنى طريقان : سماعي وقيا سي
Artinya:
Untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah surat-surat Al-Qur’an ada dua cara yaitu: Sama’i (salan riwayat0 dan qiyasi (jalan membanding-bandingkan yang satu dengan yang lain.[12]
1.Sama’i (jalan riwayat)
Dengan perangkat pendekatan sama’i (jalan riwayat), para ulama menunjuk pada riewayat-riwayat halid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinannya menyaksikan turunnya wahyu atau para generasi tabi’in yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan al-qur’an termasuk didalamnya adalah informasi kronologis al-qur’an.
Dalam kitab Al-intishar, Abu Bakar bin al-Baqilani lebih lanjut menjelaskan:
“Pengetahuan tentang Makiyah dan Madaniyah hanya dapat dilacak pada otoritas shabat dan tabi’in saja” informasi itu tidak ada yang datang dari Rasullah saw, karena ilmunya tentang itu bukan merupakan kewajiban umat.
Otoritas para sahabat dan tabi’in dalam mengetahui informasi kronologis al-qur’an dapat dilihat dari pernyataan mereka, dalam salah satu riwayat Al-Bukhari, ibnu Mas’ud umpannya berkata: “Demi zat yang tidak ada tuhan selain-Nya tidak ada satu ayatpun dari kitab Allah yang turun, kecuali aku tahu untuk siapa dan dimana diturunkan seandainya kutahu tempat orang yang lebih paham dariku tentang kitab Allah, pasti aku akan menjumpainya”.
2.Qyasi (jalan membandingkan yang satu dengan yang lain)
Ketika melakukan kategori makiyah dan madaniyah para ulama menganut pendekatan qiyasi bertolak dari ciri-ciri spesifik dari kedua klasifikasi itu. Dengan demikian, bila dalam
D. Faedah memahami Makiyah dan Madaniyah
Kegunaan atau faedah memahami makiyah dan madaniyah adalah banyak sekali An Naisabari dalam kitabnya At-Tanbih Ala Fadl ulum Al-qur’an memandang subyek makiyyah dan madaniyah sebagai ilmu al-qur’an yang paling utama.
Sementara itu al-Zurqani didalam kitabnya Manhilul irfan menerangkan sebagain dari pada faedah memahami Makiyah dan Madaniyah adalah:[13]
a. Kita dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mana yang mansukh dan nasikh
b. Kita dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana secara umum
c. Dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an.
Sementara itu mana al-Qakhthan mendeskripsikan faedah memahami Makiyah dan madaniyah sebagai berikut:[14]
- Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an
- Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
- Memberi informasi tentang sirah kenabian.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Dr.Rosihon, M.Ag, (2000), Ulumul Qur’an Untuk UIN, STAIN, PTAIS,
Anwar, Drs. abu, M.Ag, (2000), Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Pekan Baru: Amzah.
As-Shalih, Dr. Subhi, (1999), Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,
H. Moh. Dr.
H. Ramli, Drs. Wahid, M.Ag, (2000), Ulumul Qur’an edisi Revisi,
Zuhdi, Drs. Masjfuk, (1993), Pengantar Ulumul Qur’an,
‘ULUMUL QUR’AN
MAKIYI WAL MADANIYI
Disusun Oleh :
Nama : SIDIQ KURNIAWAN
NPM : 0840311
Lokal : C5/E
Jurusan : Tarbiyah
Prody : PAI
Semester : II (dua)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah ‘Ulumul Qur’an yang membahas tentang Ayat-Ayat Makiyah dan Madaniyah dnegna sebaik mungkin.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oelh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Bahuji, M.Ag selaku dosen mata kuliah ‘Ulumul Qur’an dan sahabat-sahabatku tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi para pembaca yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah semata. Amin.
Metro, 13 Juni 2009
19 Jumaditsani 1430 H
Penulis
SIDIQ KURNIAAWAN
NPM. 0840311
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN SURAT-SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH. 3
- Surat-Surat Makiyah........................................................................................ 3
1. Pengertian.................................................................................................. 3
2. Ciri-Ciri
3. Surat-Surat Makiyah Menurut tertib Turunnya............................................ 5
- Surat-Surat Madaniyah.................................................................................... 6
1. Pengertian................................................................................................... 6
2. Ciri-Ciri
3. Surat-Surat Madaniyah Menurut Tertib Turunnya......................................... 7
- Cara-Cara Mengetahui Makiyah dan Madaniyah.............................................. 8
1. Sama’I (jalam riwayat)............................................................................... 8
2. Qiyasi (jalan membandingkan yang satu dengan yang lain)........................... 9
- Faedah Memahami Makiyah dan Madaniyah.................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10
iii
[1] Dr. Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Hlm. 208.
[2] Drs. Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm. 69. Dr.
[3] Rr. Rasihom Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an untuk UIN, STAIN, PTAIS, hlm, 105
[4] Drs. Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm, 68, Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an untuk UIN, STAIN, PTAIS, hlm. 106.
[5] Dr. Rosihan Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an, untuk UIN, STAIN, PTAIS, hlm 110, Drs. Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm. 74-75.
[6] Drs. Masjfuk Zudi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm. 75-76
[7] Dr. H. Moh.
[8] المدني : امانزلبعد الهحرة وان كان بغير مدينة فمانزبعد الهجرةفمانزل بعدا لهجرةولوبمكةاوعرفةمدني
[9] المرني: مانزل بالمدينةوماجاورحاكاحدوقباء وسلع
[10] المدنى : ماوقع خطابالاهل المدينةDrs. Roshian Anwar M.Ag Ulumul Qur’an untuk UIN, STAIN, PTAIS, 2006, hlm. 104-106, Drs. Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm. 68
[11] Dr. Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-qur’an, hlm 229
[12] Drs. Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm 73-74
[13] Drs. Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, hlm 71-72
[14] Dr. Rosihan Anwar Ulumul Qur’an Untuk STAIN, UIN, PTAIS, hlm 121.